Aku
suka mentari, dan sore ini mentari bagai tersenyum cerah dengan sejuta
pesonanya. Aku merasa bagai awan yang berjalan dan terhampiri oleh mentari di
sekeliling geraknya. Saling berdampingan
namun tak menyatu. Mengungkap isyarat berbeda seolah bercakap bersama. Bertanya
penuh keramahan pada awan meski burung burung terbang dibawah cahayanya.
Aku
suka dengan mentari, dan kali ini ia penuh tawa dan keramahan. Sinarnya kini
telah memancar tak tertutupi oleh pekatnya mendung yang mengintainya untuk
bersinar. Serasa, kali ini ia tidak cukup enggan untuk menyapaku. Rasanya
takkan pernah bisa terungkapkan oleh rasa. Sang mentari kini bersinar
dihadapanku.
Aku
suka mentari, meski hadirnya terasa terlampau jauh. Meski cahayanya tidak hanya
terfokus padaku. Tapi, itulah alasan kenapa aku suka dengan mentari. Terkadang,
memang cahayanya terasa panas. Namun,, panas itu membentuk sebuah kehangatan.
Terkadang, sinarnya memang terasa membakar. Namun,, dapat menciptakan sejuta
manfaat untuk umat. Bagiku mentari begitu indah, dan inilah cara pandangku
untuknya.
Aku
suka mentari, dan beberapa hari ini ia tampakkan sisi lainnya. Subhanallah, dia
memang begitu berbeda. Tak sekerlip bintang dimalam hari, dan tak seindah
purnama. Namun menyimpan sejuta makna. Dan faktanya, bintang berkerlip dan
purnama bersinar karena terpantul oleh sinarnya. Luar biasa.. ia menyinari dan
terus bersinar.
Aku
suka mentari, dan aku ingin selalu menatapnya. Sayangnya, melihatnya tak
semudah yang terangankan. Ada ingin tak ada gaya. Cahayanya begitu menyilaukan.
Membuat orang hanya dapat tertunduk ketika melihatnya. Tau kenapa? Karena
mentari malu untuk dilihat.
Mentari
memang unik, mentari memang indah, mentari memang mengagumkan dan mentari memang
penuh makna….
Mentari so beautifull….
Dan
aku,, suka mentari….. ^^
Pondok Ilmu, 1 Agustus 2011
Jabbal Nur, 1 Ramadhan 1432 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar