Sabtu, 18 Januari 2014

Manusia Langit #1


            Apa yang selalu diperbuat oleh langit untuk bumi? Fikirku, mungkin sama halnya seperti apa yang selalu manusia-manusia langit lakukan untuk manusia bumi.
            Langit itu, kata mereka penuh dengan pesona. Bukan hanya saat fajar dan siang saja, tapi juga pada saat senja, bahkan malam. Tak pernah ianya luput dari pesona. Fikirku, mungkin seperti itu pula pesona yang ditampilkan oleh manusia-manusia langit untuk manusia-manusia bumi.
            Adakah yang tahu berapa jarak antara langit dengan bumi? Yang kutahu keduanya berjarak lima ratus tahun perjalanan onta. Fikirku, mungkin sejauh itu pula jarak antara manusia langit dan manusia bumi.

***


            Tempat-tempat dimana manusia langit sering singgah saat ini tampak begitu indah. Penuh dengan rimbunan pohon-pohon yang seringkali bergoyang tertiup angin. Satu hal yang seringkali terlihat paling menarik adalah air terjun yang terhembus ke udara. Tempat itu memang bukan tempat khusus bagi manusia-manusia langit, namun setauku banyak diantara mereka yang selalu singgah ketempat itu. Bahkan manusia-manusia bumi yang tidak punya kepekaan terhadap mereka (manusia langit), tidak akan pernah peduli dan tahu bahwa disekitarnya adalah manusia-manusia langit.
Pernah suatu ketika, aku bersandar pada pintu gerbangnya yang begitu megah. Menatap keindahan air terjun yang terbang tertiup angin dan menyemburkan molekul-molekul air ke wajahku. Perhatianku sekejap beralih pandang. Pada sosok berkain biru yang bayangnya muncul dibalik kemilau air terjun yang bermain memantulkan cahaya mentari senja. Meski tanpa hiasan kaca minus di mataku, tapi aku tahu pasti bahwa sosok berkain biru itu adalah Bintang.

***

Tempat singgah itu, bukan disana aku pertama kali mengenal manusia-manusia langit. Bahkan sejujurnya aku tidak pernah berfikir untuk mengenal manusia-manusia langit itu. Tapi ternyata takdir membawaku pada suatu hal yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Entah sudah dimulai sejak kapan hingga kini aku berada diantara manusia-manusia langit. Studiku, teman-temanku, tempat tinggalku hingga semua yang ada padaku bisa dikatakan selalu berhubungan dengan manusia-manusia langit.
Hal lain yang juga tak pernah kuduga sebelumnya adalah ternyata ada detak yang berbeda yang tersembunyi di jantungku. Detak yang selalu ada ketika salah satu dari manusia langit itu ada di sekitarku. Detak yang terasa seperti radar pelacak untuk satu manusia langit. Detak itu, hanya untuk satu. Satu itu adalah Bintang.
Ya... aku jatuh cinta pada Bintang.. si manusia langit.


~bersambung~