Minggu, 20 April 2014

Bisakah aku seindah dirimu, Abi?

Selalu bijak untuk menyikapi sebuah kehidupan.. Itulah yang aku kagumi darimu, Abi..

***

Aku pernah,,, disatu tahun menapaki masa kuliah, ada disuatu tempat yang sebut saja itu “Rumah Cahaya”.  Tidak lama, satu tahun bersama hikmah kehidupan yang mungkin cukup untuk beribu tahun. Itu yang aku dapat.

Abi.. sebutan khas penghuni “Rumah Cahaya” untuk beliau yang selalu berbagi hikmah pada setiap sudut kehidupan. Dan jikalau ada satu orang yang nasehatnya tidak bisa aku tolak, itu adalah Abi. Kalau Umi? Ah terkadang aku tidak cukup taat atas setiap nasehat Umi. Oh ya, perkenalkan,, Umi..  bidadari dunianya Abi.

Abi sangat paham, tentang bagaimana problem penghuni “Rumah Cahaya” yang mayoritas adalah manusia-manusia labil. Pernah suatu ketika, pada pelajarannya disuatu pagi, beliau mengajarkan satu kalimat doa.. lalu beliau berkata:
"adakah yang sanggup untuk mengamalkannya?”

Diam. Seluruh penghuni “Rumah Cahaya” terdiam.
***
Seandainya saat ini aku bisa berbicara lagi pada Abi. “Kenapa konsekuensi dari doa itu terlalu berat, Abi? ataukah memang seperti itu seharusnya?”

Aku sudah mengatakan, bahwa hanya nasehat Abi yang sama sekali tidak bisa aku tolak. Tahu kenapa? Karena nasehatnya tidak pernah terlepas dari impian nyata, Surga. Aku tahu, doa itu tidak lain adalah sebuah bukti nyata sejauh apa diri ini bisa ikhlas, bisa ridho terhadap apa yang Allah takdirkan.

Doa itu, aku yang ucapkan, Abi.  Dan Abi tahu, doa itu terkabul Bi. Walaupun entah aku tidak pernah tahu, doa siapa yang sesungguhnya dikabulkan Tuhan.

Abi, iyakah saat ini aku benar-benar sudah ikhlas? Tapi mengapa semua masih saja terasa,, ah sudahlah Bi, bahkan untuk berkata saja aku rasa sudah tidak perlu.

Aku tahu Abi. ikhlas itu tidak selamanya terbalut dalam lakon yang ringan. Aku tahu Abi, terkadang sesuatu yang berat, bisa saja menjadi amal ikhlas. Semua tergantung pada Tuhan untuk menilai. Bukan begitu Abi?

Semoga penilaian Allah padaku, adalah baik ya Abi.

Aku hanya bisa berdoa pada Tuhan, Bi..
“Semoga sesuatu yang ada padaku, yang begitu berat saat ini, bisa menjadi musim gugur untuk semua khilafku dan menghalalkanku untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik diantara yang terbaik.. Surga..”

Abi, bisakah suatu saat kelak aku menjadi seindah dirimu dalam menyikapi setiap kehidupan?


dhobit92.blogspot.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar